Wakil Bupati Kulon Progo Bongkar Masalah yang Belum Tuntas

Di balik kemeriahan busana tradisional Kejawen Gagrak Ngayogyakarta yang dikenakan para peserta, Rapat Paripurna HUT ke-74 Kabupaten Kulon Progo justru menelanjangi sederet persoalan mendasar yang masih membelit masyarakat. Pimpinan DPRD setempat secara terbuka mengakui bahwa pembangunan di wilayah ini masih menghadapi tantangan berat, mulai dari infrastruktur hingga kesejahteraan warga.

Ketua DPRD Kulon Progo, Aris Syarifuddin, dalam pidatonya menegaskan bahwa momentum HUT ini harus menjadi pelecut untuk melanjutkan perjuangan. Namun, di balik retorika tentang syukur dan warisan perjuangan, terselip pengakuan bahwa jalan menuju Kulon Progo yang maju masih panjang.

"Kami berkolaborasi tentu sesuai tugas dan fungsi kami," ujar Aris, dengan nada siap menguatkan sinergi dengan Pemkab. Namun, janji kolaborasi itu langsung dihadapkan pada realita: masih banyaknya pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

Pengakuan serupa datang dari Wakil Bupati Kulon Progo, Ambar Purwoko. Dengan nada blak-blakan, ia menyebut banyak hal penting dan tantangan yang perlu segera dituntaskan. "Kami akan berupaya menuntaskan berbagai permasalahan ini dengan menjadikannya sebagai program prioritas pembangunan," ungkap Ambar, tanpa merinci batas waktu penyelesaiannya.

Di sisi lain, Ambar menyebut sejumlah prestasi telah diraih. Namun, pengakuan akan prestasi itu justru semakin mengerucutkan perhatian pada jurang antara capaian dan tantangan yang masih menganga. "Banyak tantangan yang perlu dituntaskan untuk mencapai kejayaan sesuai cita-cita masyarakat Kulon Progo," tambahnya, mengisyaratkan bahwa jalan menuju "kejayaan" itu masih penuh onak.

Rapat yang semarak dengan busana adat ini pun meninggalkan pertanyaan besar di tengah janji prioritas pembangunan. Di balik gemerlap kain tradisional, para pemangku kebijakan dituntut membuktikan komitmennya menuntaskan masalah infrastruktur dan kesejahteraan yang selama ini menjadi ganjalan warga.